Minggu, 21 Agustus 2016

Eksistensi Pande Desa Buwit


Dewasa ini pengerajin senjata di Bali atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Pande” tradisional sudah jarang ditemukan karena peminat yang cenderung untuk mendapatkan secara instan dengan cara membeli tanpa mau belajar untuk membuatnya. Namun masih ada beberapa orang yang masih tetap bergelut dalam usaha dan rasa pengabdian dan kecintaannya terhadap tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur seperti pengerajin senjata “pande” yang ada di Desa Buwit Kecamatan Kediri, Tabanan.

Pembuatan kerajinan senjata yang ada di Desa Buwit merupakan warisan turun temurun yang hingga saat ini diteruskan oleh I Ketut Lasta. Sama seperti para pemuda kebanyakan, awalnya Ketut Lasta merasa malu untuk menggeluti usaha ini dikarenakan tidak ada rekan sebaya yang menyukai kegiatan ini. Namun, keadaan beliau yang sempat sakit semasa kecil tidak memungkinkan untuk melanjutkan sekolah di tingkat SMP menyebabkannya terjerumus dan berkecimpung untuk belajar mengerjakan kerajinan senjata “mande” yang hingga saat ini ditekuninya.



Banyak produk telah dibuat sejak memulai membuat senjata yang dimulai pada tahun 1973, namun menurut pengakuan Ketut Lasta tak sekalipun beliau pernah membuat senjata berdasarkan contoh baku secara ukuran dan motif (mal). Selama ini senjata yang telah dibuat dikerjakan secara langsung setelah mendapatkan pesanan. Menurut kepercayaan dan pengetahuan yang telah diwariskan oleh leluhurnya sebelum membuat pesanan beliau akan melakukan meditasi (ngacep) meminta petunjuk akan senjata yang akan dibuat lalu langsung dibuat secara mengalir sehingga produk yang dihasilkan memiliki perbedaan sesuai dengan petuntuk yang didapat saat akan membuat sebjata tersebut.

Pemilihan waktu pembuatan juga memiliki pengaruh yang penting akan kualitas produk yang nantinya akan dibuat, pemilihan dewasa ayu dan sejumlah upakara akan meningkatkan taksu atau aura yang dipancarkan oleh senjata yang dibuat. Taksu dari senjata yang dibuat menjadikan produk yang dibuat selama ini memiliki keunggulan tersendiri dimata pelanggan.

Kebanyakan produk yang dibuat oleh Ketut Lasta berupa senjata yang digunakan sebagai pusaka, dikarenakan keunggulan produk berupa taksu membuatnya terkenal sebagai pengerajin pande besi pembuat senjata pusaka. Selain membuat kerajinan berupa senjata, kerajinan berupa perkakas rumah tangga (sabit, golok, pisau, dsb) juga dapat dibuatnya sesuai dengan permintaan pemesan, biasanya permintaan pembuatan produk perkakas dilakukan oleh pelanggan yang ada diseputaran wilayah pengerajin namun tak jarang pula pemesan datang dari daerah yang cukup jauh dari lokasi usahanya.

Proses pembuatan dari masing-masing jenis produk memakan waktu yang berbeda sesuai dengan jenis dan tingkat kesulitan produk. Untuk pembuatan keris pusaka memakan waktu cukup lama kisaran 2 minggu, sedangkan untuk produk sejenis peralatan perkakas rumah memakan waktu yang relatif lebih singkat karena tingkat kerumitan lebih rendah dari pembuatan pusaka. Selain menerima pesanan untuk membuatan kerajinan senjata baru beliau juga melayani perbaikan perkakas yang mengalami kerusakan.

Harga untuk pembuatan pesanan dan perbaikan tentu saja berbeda, dikarenakan jumlah bahan dan waktu pengerjaan yang berbeda. Bahan yang digunakan untuk membuat produk kerajinan tersebuat berupa besi murni yang didapat dari toko besi yang terdapat di daerah lumintang Denpasar.

Harga yang dipatok untuk pembuatan 1 buah keris adalah sebesar 1,5 juta, sedangkan untuk pembuatan perkakas rumah tangga Ketut Lasta mematok harga dengan kisaran 100-150 ribu rupiah. Perbaikan perkakas rumah tangga yang mengalami kerusakan, relatif lebih murah yaitu sekitar 10-15 ribu rupiah.

Dalam hal pemasaran produk Ketut Lasta tidak pernah mengalami kesulitan, karena pesanan yang diterima untuk pembuatan kerajinan pande besi ini tidak pernah sepi. Namun kendala utama yang dirasakan oleh beliau adalah dalam hal tenaga kerja. Kesulitan dalam mencari tenaga kerja disebabkan kurangnya minat dari masyarakat sekitar untuk menggeluti usaha kerajinan ini. Hingga saat ini dalam hal membuat produk pesanan yang diterima, beliau selalu mengerjakannya sendiri tanpa dibantu oleh karyawan/asisten. Biasanya beliau bekerja mulai dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore tergantung dari jumlah dan target pesanan yang diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar