Sabtu, 20 Agustus 2016

Lawar Kuwir Maknyos khas Desa Buwit


Lawar Kuwir Buwit, adalah kuliner yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Bali khususnya. Lawar kuwir menjadi kuliner khas dari Desa Buwit yang pertama kali dikelola oleh Ibu Wayan Mandi dan Bapak Ketut Sudana yang bertempat tinggal di Desa Buwit, Tabanan. Kuliner yang satu ini tentunya terbuat dari bahan dasar kuwir. Pada tahun 1985, Ibu Wayan Mandi memulai usahanya dengan coba-coba karena kegemarannya memasak. Awalnya lawar hasil olahannya di jual di warung yang sangat sederhana di depan rumahnya.

Usaha tersebut kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Pak Wayan Suteja. Pada saat beliau mengelola bertepatan dengan pembangunan jalan Baypass Tanah Lot kemudian beliau melihat peluang yang bagus bagi usaha lawar kuwirnya. Beliau memiliki ide untuk menjual lawar yang dibuat oleh ibunya di Jalan Baypass Tanah Lot. Hal tersebut terealisasi sekitar tahun 2005, tempatnya pertama kali terletak di Beraban. Kemudian kontrak beliau berakhir di tempat tersebut dan pindah di Jalan Baypass pada 2006 sampai sekarang. Warung sederhana yang ada di depan rumahnya pun diubah menjadi depot makan yang lebih besar untuk menjual lawar kuwirnya. Sampai sekarang Bapak Suteja sudah memiliki dua tempat makan untuk menjual lawar kuwir khas buwit ini. 


Sejak tahun berdirinya sampai sekarang sudah banyak yang menjadi langganan di warungnya tersebut seperti masyarakat Canggu, Seminyak, Denpasar, bahkan tamu luar negeri yang sudah lama berada di Bali juga merupakan penikmat kuliner khas Buwit ini. Ketenaran lawar kuwir Buwit ini juga sampai menjadi pusat perhatian beberapa saluran TV nasional dan swasta yang ingin meliput kenikmaan lawar kuwir Buwit ini.

Pengelolaannya lawar kuwir Buwit ini masih menggunakan cara tradisional untuk tetap mempertahankan cita rasa lezat yang dimiliki dengan pengerjaannya yang dibantu oleh 6 orang saudara yang sekaligus menjadi karyawan Pak Suteja. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan pilihan yang penyediannya dilakukan pada H-1 penjualan. Kuwir yang masih hidup akan disembelih pada sore hari dimana keesokan paginya langsung diolah dengan bumbu-bumbu yang disiapkan pada pagi hari. Sekitar pukul 9.30 Wita semua olahan sudah dibawa menuju tempat penjualan yaitu di depot makan di depan rumah Pak Suteja dan di Jalan Baypass Tanah Lot yang berada tak jauh dari Desa Buwit tempat tinggal Pak Suteja.

Tahap-tahap pembuatan yang selalu diperhatikan dengan baik, serta olahan lawar kuwir ini yang fresh from the oven membuat mutu, kualitas, dan cita rasa yang dimiliki lawar kuwir Buwit ini terjamin. Kalau bicara soal rasa, tentu saja tidak perlu dipertanyakan lagi karena lawar kuwir ini bisa membuat penikmatnya ketagihan. Warung lawar kuwir Buwit ini biasanya buka pukul 9.30 sampai dengan 13.00 Wita, jadi jika tidak cepat maka akan kehabisan. Selain makan ditempat bagi yang berminat olahan ini bisa dibungkus untuk dibawa pulang dan bisa juga menerima pesanan.


Pak Suteja menghargai satu paket lawar kuwir berisi sepiring nasi putih, lawar kuwir, jukut ares (sayur dari batang pohon pisang muda), dan minum hanya Rp 25.000 dan jika meminta tambahan tum (pepes khas Bali) kuwir hanya perlu merogoh uang Rp 35.000. kepuasan dan kenikmatan yang diberikan dengan harga yang sangat terjangkau menjadikan olahan ini menjadi salah satu idola kuliner khas Bali. Jadi kalau mampir ke Bali jangan lupa membeli kuliner yang satu ini, lawar kuwir Buwit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar